Sendiri Berpetualang di Jalanan Ibukota

Dewita / 65 Tahun / MSCI 020

Nama saya Dewita, usia 65 tahun. Pada saat saya sedang berada di Jakarta dan tinggal di rumah anak saya di perumahan Medland kelurahan Ujung meteng Kec. Cakung ,Jakarta timur. Lokasinya mepet dengan Bekasi. Saya punya kenalan ngaji online (khusus lansia) yang tinggal di daerah Kebayoran Lama. Kami ingin bertemu darat di hari weekend (hari libur), dikarenakan jarak yang jauh maka kami sepakat bertemu di wilayah tengah yaitu di  FX. Sudirman setelah Dhuhur dan berencana setelah Ashar kembali pulang.

Saya ingin mencoba menggunakan kendaraan umum tetapi karena waktunya kurang dapat saya prediksi, maka saya putuskan nanti pada saat pulangnya saja, berangkat menggunakan gocar. Dari Medland ke Fx Sudirman pada jam 12:30 menghabiskan biaya Rp105.000 + tol 10.500 sekitar 1,5 jam perjalanan.

Ada cerita lucu disini, biasanya saya kalau ditebak usianya selalu lebih rendah dari usia sebenarnya waktu naik gocar Pak sopir bertanya:” Ibu sudah sepuh kok berani keluar sendirian?”. Sayapun menjawab “saya sudah biasa”. Lalu saya bertanya: “Emangnya saya usia berapa menurut bapak?” Pak supir menjawab:  “70”. 😂😂😂. Lalu saya tertawa dan bilang : “Apa iya Pak?”. Saya tetap tidak memberi tahu berapa usia saya .

Setelah bertemu teman dan ngobrol serta sholat ashar sekirar jam 15:45 kami sepakat pulang.  Nah pulangnya ingin mencoba kendaraan umum sesuai dengan saran google map yaitu MRT,KRL angkot terakhir gojek .😊

Teman saya bertanya:” Bu Dewita mau naik apa pulang nya?” . Saya jawab :”MRT” lalu teman saya bertanya: “dimana stasiunnya? Karena ternyata teman saya tidak tahu dimana lokasi stasiun MRTnya. Saya menunjuk sekitar 100 meter dari gate Fx Sudirman dan teman saya bersedia mengantarkan saya hingga ke gare MRT. Kami berpisah di depan stasiun MRT Senayan. MRT berada dibawah tanah, sehingga saya turun kebawah masuk lokasi. Seperti apabila kita berada di bandara, tas juga harus masuk ke mesin X ray di lokasi MRT ini.

Saya ambil  jurusan bundaran HI turun di Dukuh atas, dari senayan ke dukuh atas melewati 4 pemberhentian.  Alhamdulillah saya dapat tempat duduk setelah berhenti di stasiun Istora Mandiri . MRT di Jkt baru ada 1 dan itu hanya jurusan Lebakbulus - Bundaran Hi dan ada sekitar 11 pemberhentian diantaranya. Sesampainya di stasiun Dukuh Atas saya keluar menggunakan kartu tab dengan biayanya Rp 5.000,-. Lalu saya naik mengikuti  petunjuk arah ke Stasiun KRL Sudirman, ambil Cikarang line jurusan bekasi sangat mudah karena sudah ada informasinya dan petugas disana dengan ramah menjawab kalau kita bertanya misal: “Cikarang line mana?”. Jawabnya:”Ibu lurus belok kanan  naik elevator trus belok kiri nyeberang peron 2”.

Saya bertanya pada security :”Saya mau turun di stasiun Cakung apa saya harus transit?”. Jawabnya: “Tidak, keretanya langsung”. Okelah kalau begitu tidak perlu turun KRL dan naik lagi. Waktu kereta datang penuuuuh sekali seperti pepes😝 masuk kereta susah maju. Ada anak muda yang mempersilahkan saya masuk kereta terlebih dahulu. Waktu saya sudah masuk, dia tidak bisa masuk, saya berusaha memiringkan badan saya agar dia dapat masuk , akhirnya dia dapat masuk pintu ditutup  langsung dia berbalik menghadap ke pintu. Tentu disekitar situ ada besi-besi dimana kita bisa pegangan.

Saat informasi stasiun betikutnya adalah stasiun Manggarai beberapa penumpang memberi tanda kalau amau turun jadi saya harus memiringkan badan agar mereka dapat lewat. Banyak sekali yang turun, sehingga saya bisa masuk ke tengah dekat tempat duduk. Ada anak muda mempersilahkan saya duduk,  sambil tersenyum mengucapkan terimakasih saya jadi ingat sopir gokar rupanya terlihat lansia saya😂. Setelah melalui beberapa pemberhentian akhirnya Kereta berhenti di stasiun Cakung dan saya turun dengan kartu tab naik KRL bayar Rp 3.500  lalu saya lihat angkot no 2 yang seperti di google map. Ternyata tidak ada, adanya K25 jurusan pulo gebang. Saya mencoba bertanya:”Apakah lewat Medland?”  jawabnya :”Iya”. Naiklah saya sambil melihat GPS jalannya angkot ke mana. Saya bertanya kepada yang duduk disamping saya berapa ongkos angkotnya, “Rp.5.000 – Rp.8.000” jawabnya .

Ternyata hanya sampai di Pulo Gebang saya bayar Rp. 7.000 oleh Pak supir hanya diambil Rp.5.000,  angkotnya putar balik lalu saya jalan kaki mencari lokasi yang nyaman untuk pesan gojek karena sudah dekat denga rumah sewa anak saya. Saya pesan gojek di depan komplek TNI ke rumah anak saya          Rp 15.000. Dari FX Sudirman jam 16:00 sampai di rumah jam 17: 30 pas Magrib. Jadi total ongkos pulang 5.000+3.500+5.000+15.000= Rp.28.500 😂.

Seminggu kemudian hari Sabtu, saya pulang ke Yogya naik Kerata Api. Saya duduk dii kursi tunggu dan bersebelahan dengan seorang Ibu yg sudah memiliki anak dan cucu. Beliau tujuan perjalanannya ke Purwokerto untuk menghadiri acara reunian dengan teman SMP , beliau juga sendiri 😊.  Beliau tanya berapa usia saya , saya minta menebak katanya 50 thnan, saya jawab 65 😊. Ternyata beda dengan tebakan driver gocar padahal  baju yang saya pakai sama.

Hikmah yang saya dapat dengan pengalaman berkelana dan mencoba kendaraan umum sendirian di Jakata adalah ternyata lansia memungkinkan untuk  jalan menggunakan kendaraan umum  di ibukota, tetapi memang perlu persiapan yang baik. Antara lain:

  1. Badan Sehat, gunakan alas kaki yang nyaman, siapkan botol minum, jangan besar dan berat, secukupnya saja untuk  mencegah dehidrasi kalau terlalu banyak juga gak baik  takut beser (ingin BAK terus).
  2. Bawaan tidak banyak sehingga satu tangan harus bebas untuk pegangan.
  3. Siapkan kartu flash/tab  dg isi < 100rb. Hp full power dan ada paketan 2 GB cukup.
  4. terbiasa dengan aplikasi  grab, gojek atau sejenisny. Isi gopay yang cukup agar lebih hemat, sehingga kita tidak perlu sering-sering mengeluarkan dompet.
  5. Siapkan sehari sebelumnya terkait waktu serta rute perjalanan yang akan dilalui. Jangan lupa juga abeberapa kendaraan alternatif yang akan dinaiki. Perhatikan waktu perjalanannya.
  6. Jangan menggunakan/mengeluarkan/membawa ditangan  HP selama  berjalan, sebaiknya berhenti dan duduk . Setelah selesai masukan kemudian ke dalam tas ,simpan di tempat yg mudah dijangkau.
  7. Walaupun kewajiban menggunakan masker sudah dicabut, sebaiknya untuk lansia sangat saya anjurkan apalagi di kota Jakarta, karena udara kota Jakarta terkadang sangat buruk . Info ini dapat dilihat di instagram . Pengalaman saya keluar dari  rumah anak saya tidak pakai masker  karena saya pikir kendaraan tidak ramai, jalan kaki  3 km PP. Keesokan harinya tenggorokan saya sakit , trus saya minum vit C dan kumur air garam krosok lendir keluar dari hidung banyak banget hijau warnanya seminggu baru sembuh. Setelah itu klu keluar selalu pakai masker walau hanya dekat.

 

Demikian sekedar sharing pengalaman, untuk memancing Ibu dan Bapak para lansia, siapa tahu ada yang mempunyai pengalaman yang lebih seru lagi.

Menurut saya, Jakarta termasuk kota yang lumayan ramah lansia.

Tetap menjadi lansia yang semangat dan mandiri.

Salam sehat dan bahagia.

 Dewita / MSCI 020 / 65 Tahun

Keyakinan untuk Sehat
Esmet Untung Mardiyatmo/63 Tahun/MSCI 058